HAKIKAT HIDUP SUKSES
إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ
فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا
رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ
وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
يَاأَيّهَا الّذِيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ
وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ
ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا
فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ،
وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ
ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ.
Jama’ah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Marilah kita
selalu meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan
iman dan taqwa itu, manusia akan meraih kesuksesan yang sebenarnya dalam
kehidupan. Baik kehidupan di dunia sekarang ini, atau diakhirat nanti. Karena
seluruh manusia yang hidup di dunia ini akan menuju kepada akhir yang sama,
yaitu menuju kematian. Allah berfirman:
Artinya,
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah akan disempurnakan balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS. Ali Imran/3 : 185)
Ayat Allah
yang mulia ini, dengan tegas memberitakan bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan
merasakan mati. Setiap orang, termasuk kita, akan merasakan kematian. Baik
orang itu kaya atau miskin, berpangkat atau tidak; berani atau takut, semua
akanmati, walaupun manusia lari kematian, dan berlindung di dalam benteng yang
kokoh, ia tidak akan mampu menolak kematian. Allah berfirman:
Artinya: “Di
mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh..” (QS. An Nisaa’/4:78).
Kemudian apa
sebenarnya yang akan terjad setelah kematian? Apakah manusia setelah mati
berubah menjadi tanah dan selesai segala urusan? Tidak! Akan tetapi,
sesungguhnya ada kehidupan setelah kematian. Ada pembalasan terhadap segala
perbuatan. Dan seluruh manusia akan melihat hasil perbuatannya. Jika
perbuatannya baik, hasilnyapun baik. Sebaliknya jika perbuatannya buruk,
hasilnyapun buruk.
Artinya:
“Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan balasanmu.” (QS Ali
Imran/3 : 185).
Kita lihat
kenyataan di dunia ini, keadilan tidak tegak dengan sebenarnya! Memang di dunia
ini sudah ada balasan, namun belum sempurna. Demikian juga di alam kubur, ada
pembalasan, ada nikmat kubur, ada siksa kubur, namun itu juga belum sempurna.
Balasan yang sempurna adalah setelah pengadilan agung pada hari kiamat. Sudah
siapkah kita menghadapinya? Siapkah kita mempertanggungjawabkan segala
perbuatan kita? Semoga kita selalu mendapatkan bimbingan Allah Ta’ala, meniti
jalan yang lurus, hingga akhir hayat kita.
أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا أَسْتَغْفِرُ الله لِي
وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ
هُوَ اْلغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
[KHUTBAH
KEDUA]
اَلْحَمْدُ لله رَبّ الْعَالَمِيْنَ،
وَأْشْهًدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ الله وَلِيّ الصّالِحِيْنَ، وَأِشْهَدُ أَنّ
مُحَمّدًا خَاتَمُ الأَنْبِيًاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، اَلّلهُمّ صَلّي عَلى
مُحَمّدٍ وَعَلى آلِ مُحَمّد كَمَا صَلَيْتَ عَلَى آلِ ِإْبرَاهِيْمَ وَبَارِكْ
عَلى مُحَمّدِ وَعَلَى آلِ مُحَمّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فَِي
الْعَالَمِيْنَ إِنّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، أَمّا بَعْدُ:
Jama’ah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Telah kami
sampaikan berita dari Allah tentang kematian yang pasti datang, dan Pembalasan
pada hari kiamat yang siap menghadang. Lantas, siapakah yang akan meraih
keberuntungan dan kesuksesan pada hari pembalasan nanti? Marilah kita
perhatikan firman Allah berikutnya:
Artinya:
“Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sungguh
ia telah beruntung.” (QS. Ali Imran/3 : 185).
Inilah
keberuntungan hakiki, inilah kesuksesan abadi, inilah puncak harapan sejati,
inilah yang pantas dijadikan cita-cita. Yaitu selamat dari neraka dan masuk ke
dalam surga. Dan ini tidak akan terjadi, kecuali jika kita seorang hamba
mendapatkan rahmat Allah, wasilah masuk surga, sebab selamat dari neraka,
adalah iman dan amal shalih. Allah berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah surga ‘And
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Rabbnya.” (QS. Al
Bayyinah/98: 7-8).
Namun jika
seseorang tidak beriman, maka dia disebut seburuk-buruk makhluk dan kekal di
dalam neraka. Allah berfirman:
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang kafir, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik,
(akan masuk) neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah
seburuk-buruk makhluk.” (QS. Al Bayyinah 98:6).
Walaupun
jalan itu sudah jelas, kebenaran terang-benderang, ternyata banyak manusia
tertipu dan terpedaya di dunia ini. Allah telah mengingatkan manusia pada akhir
ayat:
Artinya:
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS.
Ali Imran/3: 185).
Jama’ah
Jum’at yang dirahmati Allah,
Kita harus
ingat bahwa, kesenangan dunia ini hanyalah ujian. Apakah manusia lebih
mementingkan dunia, ataukah lebih mementingkan ridha Allah? Yaitu dengan
melaksanakan perintahNya dan menjauhi larangannya.
Ketahuilah,
dan hendaklah kita waspada. Orang yang ingin menempuh jalan kebenaran, dia
memiliki musuh, yaitu setan yang berwujud jin atau manusia. Setan-setan
tersebut menghiasa dunia ini, sehingga seseorang menjadi lupa terhadap tujuan
hidupnya, yaitu mengabdi dan menyembah kepada Allah yang Esa.
Allah
berfirman,
Artinya:
“Hai manusia, bertakwalah kepad Tuhanmu dan takutlah suatu hari yang (pada hari
itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dn seorang anak tidak dapat
(pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar,
maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan
(pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.” (QS.
Luqman/31 : 33).
Oleh karena
itu, kita harus selalu waspada, karena memang dunia ini hanyalah kesenangan
yang memperdayakan. Gunakanlah hidup kita ini untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan ikhlas dan mengikuti tuntunan RasulNya.