Bersabarlah, jangan sedih wahai saudaraku
Kategori :
Aqidah
Senang,
bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang biasa
dialami manusia. Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari
kesenangan-kesenangan duniawi maka dia akan senang dan gembira. Sebaliknya
ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa
bahkan kadang-kadang sampai putus asa.
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin,
semua perkaranya adalah baik. Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu
'alaihi wa sallam:
عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ
وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ
فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan perkaranya orang
mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki
oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi
kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya.
Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia
bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya." (HR. Muslim no.2999
dari Shuhaib radhiyallahu 'anhu)
Kriteria Orang yang Paling Mulia
Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta
dan status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang. Karena Allah Ta'ala
memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya.
Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang
dicintai-Nya. Sehingga ukuran/patokan akan kemuliaan seseorang adalah derajat
ketakwaannya. Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah.
Allah berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى
وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ
اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
"Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal." (Al-Hujuraat:13)
Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh
manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya,
amalannya, bahagia atau pun sengsaranya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ
أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا نُطْفَةً ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ
ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ
فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ
وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
"Sesungguhnya salah seorang dari kalian
dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk
nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu
menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula. Kemudian diutus seorang
malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat
kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau
bahagianya." (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643 dari Ibnu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali
telah Allah taqdirkan. Allah Ta'ala berfirman:
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الأَرْضِ وَلاَ فِي أَنْفُسِكُمْ
إِلاَّ فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ
يَسِيرٌ(22) لِكَيْ لاَ تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلاَ تَفْرَحُوا بِمَا
ءَاتَاكُمْ وَاللَّهُ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ(23) الَّذِينَ
يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبُخْلِ وَمَنْ يَتَوَلَّ فَإِنَّ اللَّهَ
هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ(24)
"Tiada suatu bencanapun yang menimpa di
bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam
kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian
itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian
jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian, dan supaya kalian
jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu)
orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir. Dan barangsiapa yang
berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang
Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (Al-Hadiid:22-24)
Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari
penghidupan dan dalam menjalani hidup ini, maka ingatlah sabda Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam:
لَيْسَ مِنْ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى الْجَنَّةِ إِلاَّ قَدْ
أَمَرْتُكُمْ بِهِ وَلَا عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى النَّارِ إِلاَّ قَدْ
نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ لاَ يَسْتَبْطِئَنَّ أَحَدٌ مِنْكُمْ رِزْقُهُ أَنَّ
جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ أَلْقَى فِيْ رَوْعِيْ أَنَّ أَحَدًا مِنْكُمْ
لَنْ يَخْرُجَ مِنَ الدُّنْيَا حَتَّى يَسْتَكْمِلَ رِزْقُهُ فَاتَّقُوا اللهَ
أَيُّهَا النَّاسُ وَاَجْمِلُوْا فِي الطَّلَبِ فَإِنْ اسْتَبْطَأَ أَحَدٌ
مِنْكُمْ رِزْقُهُ فَلاَ يَطْلُبْهُ بِمَعْصِيَةِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ لاَ يُنَالُ
فَضْلُهُ بِمَعْصِيَةٍ
"Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan
ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya dan tiada suatu amalan
pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya. Sungguh
salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya. Sesungguhnya Jibril
telah menyampaikan pada hatiku bahwa salah seorang dari kalian tidak akan
keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya. Maka
bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki.
Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya
lambat maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena
sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat."
(Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhu)
Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang
telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan jangan
membuat perkara baru dalam agama (baca:bid'ah).
Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang
halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.
Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan
harta ataupun yang punya kedudukan agar membantu saudaranya yang kurang mampu
dan yang mengalami kesulitan. Allah berfirman:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى
الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan tolong-menolonglah kalian dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah
amat berat siksa-Nya." (Al-Maa`idah:2)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا،
نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ
عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ
سَتَرَ مُؤْمِنًا سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَاللهُ فِيْ
عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِيْ عَوْنِ أَخِيْهِ
"Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan
dari kesusahan-kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Allah akan hilangkan
darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Dan barangsiapa
yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan mudahkan baginya
di dunia dan di akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka
Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Allah akan senantiasa
menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya." (HR. Muslim
no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu)
Berdo'a ketika Sedih
Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa
kita seperti kehilangan harta, sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang
keluarga kita, tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak
kunjung datang ataupun yang lainnya, maka ucapkanlah do'a berikut yang diajarkan
oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
مَا أَصَابَ أَحَدًا قَط هَمٌّ وَلاَ حُزْنٌ فَقَالَ: (اللَّهُمَّ
إِنِّيْ عَبْدُكَ ابْنُ عَبْدِكَ ابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ مَاضٍ فِيَّ
حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ
بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ
كِتَابِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ
الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ وَنُوْرَ صَدْرِيْ وَجَلاَءَ حُزْنِيْ وَذَهَابَ هَمِّيْ)
إلا أذهب الله همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا قال فقيل يا رسول الله ألا نتعلمها
فقال بلى ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها
"Tidaklah seseorang ditimpa suatu
kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo'a: "Ya Allah, sesungguhnya saya
adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu, putra hamba perempuan-Mu,
ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu, adil ketentuan-Mu
untukku. Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki, yang
Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang
dari makhluk-Mu atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau
simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu. Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim
semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku, pengusir kesedihanku serta penghilang
kegundahanku." kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya
dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan." Tiba-tiba
ada yang bertanya: "Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do'a ini (kepada
orang lain)? Maka Rasulullah menjawab: "Bahkan selayaknya bagi siapa saja
yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain)." (HR. Ahmad
no.3712 dari 'Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu, dishahihkan Asy-Syaikh
Al-Albaniy)
Juga do'a berikut ini:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
وَالْعَجْزِ وِالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ
الرِّجَالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari gundah gulana, sedih, lemah, malas, kikir, penakut, terlilit
hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain." (HR. Al-Bukhariy 7/158
dari Anas radhiyallahu 'anhu)
Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan
Di antara hal yang bisa menghibur seseorang
ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut
ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy: "Ilmu adalah
pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan….
Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak
menjadikan dia sepi. Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab
maka dia akan mendapat kesenangan…. Maka tidak ada teman ngobrol sebaik ilmu
dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar
dan tidak terburu-buru)." (Adabud Dunya wad Diin hal.92, dari Aadaabu
Thaalibil 'Ilmi hal.71)
Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat
dari ilmu yang kita miliki sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun
kita sendirian di malam yang sunyi tetapi ilmu itulah yang setia menemani.
Contoh Orang-orang yang Sabar
Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang
menjadikan kita bersedih tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran
dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah, supaya Dia menghilangkan
kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi
Ya'qub:
وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَاأَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ
عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ(84) قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ
يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِينَ(85) قَالَ
إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لاَ
تَعْلَمُونَ(86)
"Dan Ya`qub berpaling dari mereka
(anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf",
dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang
menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: "Demi Allah,
senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat
atau termasuk orang-orang yang binasa." Ya`qub menjawab:
"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan
kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada
mengetahuinya." (Yuusuf:84-86)
Allah juga berfirman mengisahkan tentang
Maryam:
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا(22) فَأَجَاءَهَا
الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَالَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا
وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا(23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلاَّ تَحْزَنِي
قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا(24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ
النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا(25)
"Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit
akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia
berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi
sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan." Maka Jibril menyerunya dari
tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu
ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak
kepadamu." (Maryam:22-25)
Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita sebagai
orang-orang yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari'at-Nya, amin.
Wallaahu A'lam.
(Dikutip dari Bulletin Al Wala' wa Bara',
Edisi ke-4 Tahun ke-3 / 17 Desember 2004 M / 05 Dzul Qo'dah 1425 H . Judul asli
Janganlah Bersedih Wahai Saudaraku. Diterbitkan Yayasan Forum Dakwah
Ahlussunnah Wal Jamaah Bandung. Url sumber :
http://salafy.iwebland.com/fdawj/awwb/read.php?edisi=4&th=3)